Cari Blog Ini

Senin, 21 Mei 2012

MEMBANGUN BIROKRASI PUBLIK DI INDONESIA


MEMBANGUN BIROKRASI PUBLIK DI INDONESIA

Di dalam negara yang mengikuti sistem demokrasi kehadiran partai politik dalam birokrasi pemerintah tidak bisa dihindari. Menurut teori liberal birokrasi pemerintah itu menjalankan kebijakan-kebijakan pemerintah yang mempunyai akses langsung dengan rakyat melalui mandat yang diperoleh dalam pemilihan. Dengan demikian birokrasi pemerintah tidak hanya didominasi oleh pejabat birokrasi saja yang meniti karier di dalamnya, melainkan ada pula bagian-bagian yang lain yang ditempati oleh pejabat-pejabat politik
Birokrasi di Indonesia selama ini merupakan organisasi publik yang melayani masyarakat, tetapi dalam kenyataanya pelayanan yang dilakukan oleh para birokrat selama ini masih belum memuaskan. Hal ini dipicu dengan tidak netralnya para birokrat terhadap partai politik, ketidaknetralan ini yang mengakibatkan birokrasi di dalam pemerintah menjadi tidak stabil. Sebagai contoh, banyak terjadi sekarang pemilihan kepala daerah, dan kepala dearah sudah tentu memiliki tim sukses, dan apabila kepala daerah tersebut terpilih maka para tim sukses akan menduduki jabatan birokrasi maupun jabatan karier yang telah ditentukan. Hal ini yang akan mengakibatkan ketidakstabilan dalam birokrasi pemerintah, oleh karana itu perlu di buat model birokrasi yang jelas, karena selama ini model birokrasi di Indonesia masih belum jelas.
Model birokrasi ada 2 macam yang pertama yaitu bereucratic sublation. Yaitu suatu  pemerintahan itu bukan hanya sebagai mesin pelaksana (Weberian), akan tetapi sebagai suatu kekuatan yang bisa membuat kebijakan  yang terpisah dari kekuasaan politik. Oleh karena itu dalam beberapa hal kedudukannya seimbang, tidak lebih dan tidak pula kurang dan yang kedua adalah bereucratic atau executive ascendancy yaitu pejabat politik sebagai sebagai master, pejabat birokrasi sebagai subdoornasi dari politik anggapanya Antara lain: pejabat politik memperoleh mandat untuk memimpin dari tuhan atau rakyat atau public intersest melalaui pemilihan atau kekerasan atau melalaui penerimaan secara defacto dari rakyat.
Melihat beberapa model diatas di Indonesia yang dikenal dengan negara paling demokratis ketiga di dunia adalah birokrasi ascendasi dimana pejabat tertinggi merupakan pejabat politik, yaitu sebagai kepala maupun pemimpin tertinggi, dan pejabat birokrasi sebagai terusan subcoordinasi dimana terdapat domain-domain sendiri ada domain politik maupun domain administrasi. Dominasi kepemimpinan pejabat politik atas pejabat birokrasi ini sebenarnya dipacu oleh dikotomi politik antara politik dan administrasi atau seperti telah dijelaskan diatas. Kepemimpinan pejabat politik atas birokrasi itu timbul dari perbedaan fungsi antara politik dan administrasi, dan adanya asumsi superioritas atas fungsi-fungsi politik dan adminsitrasi. Dikotomi politik dan administrasi ini juga diakibatkan karena adanya kesalahan perubahan dari referensi ke struktur, dari perbedaan antara pembuatan kebijakan dan pelaksana kebijakan  antara pejabat karier dan pejabat birokrasi.
Model seperti ini dipilih karena kenetralan para pejabat birokrasi tetap akan terjaga sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik dan tidak ada diskriminasi. Kemudian model ini memisahkan antara pejabat politik dan pejabat birokrasi yaitu antara domain politik dan domain administrasi hal ini akan mempengaruhi kebijakan dan karier seorang pejabat birokrasi tetap berjalan dan aman. Berikut adalah gambar tentang birokrasi dan politik

 


      



Tidak ada komentar:

Posting Komentar